Ketua dari Pesanggrahan Kencono Ungu Bunda Kunaifah / Dokpri |
JAKMAS | Mojokerto Selasa 27 Februari 2024. Dilaksanakan di halaman kediaman Bunda Kunaifah yang berada di Dusun Grogol Desa Kepuhpandak Kecamatan Kutorejo, Jumat 23 Februari 2024.
Tradisi Donga kagem Leluhur Agung trah Nuswantoro dan waktu dipilih sehari sebelum Mbulan Ndadari atau Bulan Punama. Suasana hening dan hikmat sangat terasa diiring harumnya dupa yang terbawa semilirnya angin.
Puja sastra mantram dan doa khusuk dilantunkan lirih memecahkan kesunyian malam, sementara Sang Chandra bersinar redup dibalik awan putih. Itulah suasana yang tertangkap oleh mata kamera kami yang ikut hadir diantara para pelaku budaya yang tergabung di Pesanggrahan Kencono Ungu.
Sebagai Ketua dari Pesanggrahan Kencono Ungu Bunda Kun sangat konsisten dalam memaknai dan melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan budaya khususnya di Mojokerto.
Sebagai salah satu tokoh Perempuan yang disegani di Mojokerto, Bunda Kun memperlihatkan integritasnya dalam bersikap yang bisa menjadi suri tuladha atau contoh sosok Perempuan Nusantara yang anggun berwibawa dan santun dalam pergaulan sesama pelaku budaya.
Menurut Bunda Kun bahwa Kuncining Urip Ayem itu sederhana yang merupakan pesan dan diucapkan dalam bahasa Jawa sebagai berikut, Ojo Sirik(Jangan mendua),Ojo Ngersulo( Jangan mengeluh),Ora ana rasa benci(Tidak ada rasa benci),Lembah Manah (Rendah hati),Gampang Menehi Pangapuro ( Mudah memberi maaf),Ngadoh Congkreh ( Menjauhi pertengkaran,Dono Weweh ( Suka memberi),Girang Gumuyu ( Selalu riang) dan Ora Dengki lan Iri ( Tidak punya sifat dengki dan iri hati).
Dalam kehidupan manusia sehari hari hal itu merupakan kunci dari sifat welas asih yang tinggi dan dalam pemahamannya, meski terlihat gampang diucapkan namun tidak mudah untuk dilakukan karena berkaitan dengan sifat dasar manusia yang dipengaruhi oleh sifat yang dominan yaitu ego.
Banyak undangan kegiatan yang harus dihadiri dan Bunda Kun selalu berusaha untuk bisa hadir bersama keluarga besar Pesanggrahan Kencono Ungu, sebagai bentuk tenggang rasa menghormati sesama pelaku dan pegiat budaya khususnya di Mojokerto.
Sekecil apapun bentuknya ketulusan berbuat sesuatu itu adalah Apa yang bisa kuberikan, bukan apa yang aku terima. Kecintaan pada adat dan budaya adalah bhakti pada Bumi Pertiwi.
Salam Budaya Nusantara.