Rayakan Suroan Warga Sapta Dharma Sidoarjo Gelar Rangkaian Acara di Sanggar Candi Busana

Rayakan Suroan Warga Sapta Dharma Sidoarjo Gelar Rangkaian Acara di Sanggar Candi Busana


JAKMAS - Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan budaya juga Terkenal dengan aneka ragam suku ,ras dan agama juga ada beberapa ajaran di antaranya adalah Sapta dharma ,kali ini penganut ajaran Sapta dharma desa Balong dowo ,kecamatan candi Sidoarjo Merayakan 1 Suro 1958 saka dengan menggelar Sukuran pada hari Sabtu tanggal 27 Juli 2024.

Rangkaian perayaan Hari Raya Suro ini bagi penganut Sapta Darma dilakukan dengan syukuran berupa tumpengan, wayangan, memperbanyak sujud secara bersama di sanggar, serta pembacaan sambutan dari Tuntunan Agung  yang disampaikan kepada para warga Sapta Darma.

Cahyo Salah Satu Penyelenggara acara

Cahyo menjelaskan secara singkat mengenai Sapta Darma sebagai sebuah wahyu dari Tuhan yang diterima oleh Bapa Panuntun Agung Sri Gutama Hardjosapura pada dini hari, Jumat 27 Desember 1952 di Pare-Kediri.

Inti sari dari ajaran Sapta Darma, menurut penjelasan Cahyo adalah pada sujud, wewarah tujuh, dan sesanti/semboyan,Warga Sapta Darma harus menjalankan kewajiban antara lain sujud sehari sekali, baik secara individu di tempat masing-masing maupun secara bersama di sanggar. Sujud dilakukan dengan sikap duduk menghadap ke timur sambil mata terpejam beralaskan kain mori berukuran satu meter persegi yang direntangkan dengan posisi ketupat, tangan bersedekap membentuk simpul pada dada, lengan kanan menutupi lengan kiri. Sedangkan kedua kaki bersila dengan kaki kanan berada di atas," jelasnya.

Ada sebuah Kewajiban yang harus dilakukan oleh warga Sapta Darma adalah menjalankan wewarah 7, yaitu vssetia dan tawakal kepada Pancasila Allah, yaitu bahwa Tuhan mempunyai lima sifat luhur yang mutlak. Bersedia menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara, turut serta membela nusa dan bangsa, menolong siapa saja tanpa pamrih.

Dan juga harus berani hidup berdasarkan kekuatan dan kepercayaan diri sendiri, bersikap susila dan berbudi pekerti dalam lingkungan keluarga dan masyarakat serta meyakini bahwa dunia tidak abadi dan selalu berubah "terang Cahyo"

"Cahyo menambahkan" selain sujud dan wewarah 7, ada pula sesanti atau semboyan yang harus dipegang teguh setiap warga Sapta Darma, yaitu "Ing ngendi bae, marang sapa bae, warga Sapta Darma kudu suminar pindha baskara"jelasnya"

"Masih dengan Cahyo"Semboyan itu bermakna, dimana saja dan kepada siapa saja warga Sapta Darma harus berlaku baik dan senantiasa jadi penerang bagi sesama layaknya surya atas dasar pada kebaikan berjiwa besar dengan keluhuran budi untuk menjadi manfaat bagi sekitar"paparnya"


Harapan cahyo di Hari Raya Suro ini, para warga Sapta Darma mempunyai hati yang bersih, tidak mengulang segala kesalahan,tetap Sabar dalam menghadapi kehidupan dengan selalu taat pada kewajiban sebagai warga Sapta Darma,"pungkasnya".-Jhon
Previous Post Next Post