Fokus Pada Penyembuhan Diri Daripada Tersesat Pada Nilai Kebaikan Yang Terabaikan.


JAKMAS | Mojokerto 4 Agustus 2024. Akhir adalah awal, kita yang saat ini hidup dijaman dimana banyak nilai nilai kabaikan yang diabaikan. Diluar sana banyak orang merindukan welas asih dan kebaikan namun sayangnya ketika yang diharapkan ini hadir tapi malah terkadang diabaikannya sendiri.

Apakah itu suatu kesengajaan? Tentu tidak tetapi yang adalah rasa yang kurang peka terhadap nilai kebaikan itu sendiri, yang berarti individu itu belum mampu menangkap cahaya ketulusan dan kejernihan batin yang dipancarkan dari luar dirinya.

Bagi manusia yang masih terperangkap dalam ego duniawi yang lebih dominan maka sulit bagi cahaya pencerahan itu masuk dalam diri seseorang, bisa juga karena ada ketakutan dari sisi gelap individu itu menerima cahaya karena masih diliputi penyakit amarah, kebencian, kecemburuan, nelangsa, mengeluh, iri dengki dan masih merasa benar diatas yang lain.

Pada kondisi seperti maka biarkanlah itu berjalan apa adanya, kita tidak perlu merasa terbebani oleh situasi seperti ini. Bahkan sebaiknya kita fokus pada penyembuhan diri dari segala hal yang membuat kita merasa sakit dan terluka dalam bentuk apapun. Jangan biarkan diri terjebak pada situasi yang bukan tanggung jawab kita, tidak perlu lagi terbelenggu dengan mengajarkan kebaikan pada hal yamg sia sia, percayalah semua akan menemukan jalannya sendiri.

Kurang tepat menerapkan welas asih dan kebaikan maka yang terjadi adalah menjadi bumerang bagi diri sendiri, maka biarkanlah 

ketenangan semakin mendalam seluas samudera yang nantinya kita akan paham mengapa mereka terlepas menjauh dari kita, ya karena mereka semakin tidak sanggup melihat kedalaman dan ketenangan kita yamg dianggapnya semakin misterius tak terjangkau oleh pemahamannya.

Yang sangat perlu kita pahami adalah cinta kasih sejati itu tidak akan membuat siapapun menderita, pertumbuhan sejati itu adalah ketika kita berani membuka diri dan melepaskan diri dari ego duniawi dan membiarkan Tuhan masuk bekerja dengan caraNya. Kita sadari dalam setiap kehidupan tidak terlepas dari beban karma, dalam renungan kita bisa bertanya dan menemukan jawaban untuk kita hidup dan apa tujuan dalam kehidupan dimasa kini. 

Itulah cara semesta mengajari kita menemukan kesejatian diri sendiri dengan tanpa membawa beban orang lain karena mereka harus menjalani prosesnya sendiri. Yang paling penting adalah kita mampu menemukan alur sendiri dan mengikuti iramanya sampai keselarasan itu terjadi dalam perjalanan hidup kita sendiri.

Previous Post Next Post